Minggu, 20 Maret 2011
Ejakulasi Dini Bisa Diatasi DenganTerapi Panas Dari GelombangvRadio
Ejakulasi dini bisa saja diderita pria manapun. Seperti dilaporkan Fox News, ejakulasi dini merupakan disfungsi seksual yang umum ditemukan pada 20-38 persen pria.
Kondisi ini biasanya terjadi karena faktor psikologis seperti depresi, khawatir tidak dapat memuaskan pasangan, kurang percaya diri, kurangnya komunikasi atau adanya konflik dengan pasangan.
Jika pasangan Anda termasuk pria yang mengalami ejakulasi dini, jangan cemas, sebuah penelitian mengungkap bahwa ejakulasi dini mungkin bisa diatasi dengan terapi panas dari gelombang radio.
Habibie: Jangan Buru-buru Tolak PLTN
Mantan Presiden RI, BJ Habibie menilai sebaiknya jangan buru-buru menolak pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) menyikapi krisis nuklir yang terjadi di Jepang.
"Lihat dulu hasil kajian pakar tentang energi nuklir, terutama di dua negara, yakni Jepang dan Perancis," katanya, usai kuliah umum "Perkembangan Teknologi dan Wawasan Indonesia" di Semarang, Sabtu.
Menurut dia, para pakar saat ini tengah mengkaji pemanfaatan PLTN di dua negara tersebut, mengingat Jepang dan Perancis adalah negara yang paling besar berinvestasi dalam pemanfaatan energi nuklir.
Dua negara tersebut, kata mantan Menteri Riset dan Teknologi itu, selama ini sangat tergantung dengan energi nuklir, terutama untuk menghasilkan energi listrik bagi perkembangan industri di negara itu.
"Kalau kemudian mereka (Jepang dan Perancis, red.) harus mematikan begitu saja (pemanfaatan energi nuklir) tidak mungkin bisa, sebab pergerakan dunia industri di negara itu akan macet," katanya.
Begitu tergantungnya dua negara itu terhadap energi nuklir, kata dia, butuh waktu untuk memutuskan apakah tetap memanfaatkan nuklir atau tidak, belum ada energi pengganti lain yang sanggup mencukupi.
Karena itu, Habibie mengatakan perlu melihat hasil kajian dari pakar terkait pemanfaatan nuklir di dua negara itu, terlebih setelah melihat dampak kerusakan PLTN di Fukushima, Jepang akibat gempa bumi dan tsunami.
Ditanya urgensi pembangunan PLTN di Indonesia, ia mengatakan perlu menunggu hasil kajian pakar dari pemanfaatan nuklir di dua negara itu secara objektif dan jangan langsung menolak pembangunan PLTN.
Ia menjelaskan urgensi pembangunan PLTN sebenarnya berkaitan dengan aspek ekonomi dan kebutuhan energi sehingga perlu melihat terlebih dulu hasil kajian, tanpa terburu-buru mengatakan pembangunan PLTN adalah hal tabu.
"Saya tidak menolak (pembangunan PLTN, red.), namun sebaiknya tetap harus berhati-hati dalam mengambil keputusan. Tidak menolak, namun tetap kritis, lihat dulu bagaimana hasil kajian di dua negara itu," kata Habibie
Domain xxx
Anda mungkin terbiasa melihat domain '.com' atau '.org' dalam situs-situs internet. Akan segera bergabung 'sepupu' mereka yang mesum: .xxx.
Jumat, 18 Maret 2011 kemarin, dewan direksi Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICAAN), yang mengawasi sistem penamaan dalam internet, menyetujui pembentukan distrik online 'lampu merah' untuk situs-situs pornografi. Ini adalah antiklimaks dari pertempuran sepanjang satu dekade terkait penamaan itu.
Sebelumnya, kelompok religius menentang penamaan '.xxx' ini. Mereka berpendapat dengan memberikan domain khusus pada situs-situs dewaasa, adalah bentuk legitimasi terhadap isinya, dengan segala kemesumannya.
Sebaliknya para pegiat pornografi kahwatir, dengan memberi domain khusus para konten porno, akan mempermudah pemerintah memblokir situs mereka. Salah satunya, Diane Duke, direktur eksekutif industri hiburan khusus dewasa, Free Speech Coalition dalam pernyataannya menuding ICANN telah melanggar kebebasan berbicara dalam internet.
Sementara para pendukung kebijakan ini menganggap dengan disetujuinya domain .xxx tersebut, telah sesuai dengan prinsip keterbukaan sebagai dampak pertumbuhan internet.
Sementara ide domain .xxx jadi perdebatan filosofis yang panas, untuk perusahaan yang mendaftarkan domain tersebut, itu hanya berarti uang.
ICM Registry dan CEO-nya, Stuart Lawley bersiap mengeruk keuntungan dari domain baru ini. Sebab, perusahaan itu yang akan berwenang mengumpulkan dana dari para pengguna domain .xxx.
Lawley berencana memungut biaya US$60 per tahun bagi siapapun yang berniat menggunakan domain ini. Harga ini jauh lebih besar dari penyedia domain lain yang memungut biaya sekitar Us$10, bahkan kurang. Lawley optimistis bakal menjual 500.000 domain sepanjang musim panas ini. "Ini akan sangat menguntungkan," ujar dia, seperti dimuat AP, Sabtu 19 Maret 2011.
Sebelumnya, CANN telah berulang kali menolak aplikasi Lawley sejak tahun 2000, di bawah tekanan dari kelompok Kristen dan pemerintah yang tidak senang dengan penyebaran pornografi lewat online.
Namun, Lawley membela diri dengan menyatakan, domain khusus ini adalah cara bagi orang tua untuk lebih mudah memblokir akses ke konten tersebut. Juga penyaring web. Sebab, semua konten porno dan mesum akan diberi label jelas, .xxx
Ini Dia Wanita Yang Bikin Mark Zuckerberg Patah Hati
langsung deh gan nih penampakan Erica Albright
Pada tahun 2003, Erica Albright putus dengan Mark Zuckerberg. di asramanya, Mark mabuk dan menulis blog pedas tentang Erica, dan terinspirasi untuk membuat website untuk membandingkan tingkat daya tarik wanita2 di harvard university. Mark hack ke dalam database dari berbagai asrama, gambar download dan memasukan nama siswa2 perempuan itu, dalam beberapa jam, ia menciptakan website yang disebut "Facemash," dimana siswa dapat memilih wanita mana yg lebih menarik.
Secara ga langsung sih menurut ane ni cewe jadi inspirasi si Mark bwt bikin Facebook. walaupun erica udh mutusin Mark, but at least dia lah yg bikin mark pgn bales dendam sampe bikin website Facemash lalu diubah ke Facebook (CMIIW)
Kira2 Erica nyesel ga yah mutusin Mark yg sekarang jd billionaire termuda di duna? hehe
tp kan skrg Mark udh punya cewe lagi gan. akhirnya berhasil jg Mark ngelupain Erica.
Nih cewenya yg sekarang gan Priscilla Chan
Ini bersama Mark Zuckerberg
cantikan mana gan? Erica Albright apa Priscilla Chan?
yg punya foto2 Erica Albright silahkan share disini
Langganan:
Postingan (Atom)